MODEL PEMBELAJARAN HYBRID



Hari pertama pasca rapat dinas pendidikan terkait aktivitas demonstran yang semakin luas seluruh satuan pendidikan di DKI Jakarta diberi opsi untuk teknik KBM diantaranya PJJ, Tatap Muka dan Hybrid. Langkah bijak yang diambil oleh SMP Pattimura adalah opsi Nomor 3. 

Apa Itu Model Pembelajaran Hybrid?

Model pembelajaran hybrid adalah kombinasi antara pembelajaran tradisional secara tatap muka (offline) dengan pembelajaran secara online. Dalam model ini, sebagian materi disampaikan secara langsung di dalam kelas dengan interaksi antara guru dan siswa, sedangkan sebagian materi lainnya disajikan melalui platform pembelajaran digital.

Kelebihan Model Pembelajaran Hybrid

1. Fleksibilitas Waktu

Dengan adanya pembelajaran online, siswa memiliki fleksibilitas dalam mengatur waktu belajar mereka. Mereka dapat belajar materi yang disajikan secara online sesuai dengan kebutuhan dan jadwal mereka sendiri.

2. Pembelajaran Interaktif

Melalui model hybrid, siswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang lebih interaktif. Mereka dapat berpartisipasi dalam diskusi dan aktivitas kelompok di dalam kelas, serta melakukan tugas dan kuis online yang mendorong keterlibatan aktif.

3. Akses Materi yang Lebih Luas

Dengan adanya pembelajaran online, siswa dapat mengakses beragam materi pembelajaran yang tidak terbatas pada buku teks atau materi yang disajikan oleh guru di dalam kelas. Mereka dapat mencari sumber belajar tambahan secara online untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang topik yang sedang dipelajari.

4. Pengembangan Kemampuan Teknologi

Model pembelajaran hybrid melibatkan penggunaan teknologi dalam proses belajar mengajar. Hal ini dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan mereka dalam menggunakan dan memanfaatkan teknologi secara efektif.

5. Mengatasi Kendala Jarak dan Waktu

Bagi siswa yang tinggal di daerah terpencil atau memiliki jadwal yang padat, model pembelajaran hybrid dapat membantu mengatasi kendala jarak dan waktu. Mereka dapat mengakses pembelajaran secara online tanpa perlu melakukan perjalanan jauh atau mengikuti jadwal kelas yang ketat.

Kekurangan Model Pembelajaran Hybrid

1. Memerlukan Infrastruktur yang Memadai

Pembelajaran online membutuhkan infrastruktur yang memadai, seperti koneksi internet yang stabil dan perangkat komputer atau smartphone yang memadai. Hal ini dapat menjadi kendala bagi siswa yang tinggal di daerah dengan akses internet yang terbatas atau tidak memiliki perangkat yang memadai.

2. Kurangnya Interaksi Fisik dan Sosial

Dalam model pembelajaran hybrid, siswa mungkin mengalami kurangnya interaksi fisik dengan guru dan teman sekelas. Meskipun ada interaksi melalui platform online, tetapi tidak bisa sama dengan interaksi langsung di dalam kelas yang dapat memperkuat hubungan sosial.

3. Memerlukan Disiplin Diri yang Tinggi

Pembelajaran online memerlukan siswa untuk memiliki disiplin diri yang tinggi agar dapat belajar secara mandiri. Kehadiran fisik guru dan teman sekelas tidak ada, sehingga siswa perlu bisa mengatur waktu belajar mereka sendiri dan memotivasi diri mereka sendiri untuk belajar secara konsisten.

4. Kendala Teknis

Pembelajaran online rentan terhadap kendala teknis, seperti gangguan koneksi internet, masalah pada platform pembelajaran digital, atau masalah dengan perangkat komputer atau smartphone. Hal ini dapat mengganggu proses pembelajaran dan menyebabkan siswa kehilangan kesempatan untuk mengakses materi yang disajikan secara online.

5. Tidak Cocok untuk Semua Siswa

Model pembelajaran hybrid mungkin tidak cocok untuk semua siswa. Beberapa siswa lebih membutuhkan interaksi langsung dengan guru dan teman sekelas, sementara yang lain mungkin lebih cocok dengan pembelajaran mandiri secara online. Kebutuhan dan preferensi setiap siswa harus dipertimbangkan dalam menerapkan model pembelajaran hybrid.

Comments

Popular posts from this blog

CITA CITAKU

P5 KEWIRAUSAHAAN SMP PATTIMURA 2025

Liburan Semester Ganjil 2024